Rabu, 09 November 2016

Budaya Unik Jawa II

Budaya Indonesia Kuda Lumping

Konon, tari kuda lumping merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.
Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.
Seringkali dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga menampilkan atraksi yang mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural yang pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.


Variasi Lokal

Di Jawa Timur, seni ini akrab dengan masyarakat di beberapa daerah, seperti Malang, Nganjuk, Tulungagung, dan daerah-daerah lainnya. Tari ini biasanya ditampilkan pada event-event tertentu, seperti menyambut tamu kehormatan, dan sebagai ucapan syukur, atas hajat yang dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.
Dalam pementasanya, tidak diperlukan suatu koreografi khusus, serta perlengkapan peralatan gamelan seperti halnya Karawitan. Gamelan untuk mengiringi tari kuda lumping cukup sederhana, hanya terdiri dari Kendang, Kenong, Gong, dan Slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Sajak-sajak yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta.
Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional kuda lumping ini seringkali juga mengandung unsur ritual. Karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang pawang hujan akan melakukan ritual, untuk mempertahankan cuaca agar tetap cerah mengingat pertunjukan biasanya dilakukan di lapangan terbuka.

 

Sinden

Pesindhén, atau sindhén (dari Bahasa Jawa) adalah sebutan bagi wanita yang bernyanyi mengiringi orkestra gamelan, umumnya sebagai penyanyi satu-satunya. Pesindén yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vokal yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan tembang.
Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki Mujoko Joko Raharjo berasal dari kata "pasindhian" yang berarti yang kaya akan lagu atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana "wara" berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan "anggana" berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan. Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan gendhing yang di sajikan baik dalam klenengan maupun pergelaran wayang. Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti Banyumas, Yogyakarta, Sunda, Jawa Timur dan daerah lainnya, yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan. Sinden tidak hanya tampil solo (satu orang) dalam pergelaran tetapi untuk saat ini pada pertunjukan wayang bisa mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang sifatnya spektakuler.



Rabu, 31 Agustus 2016

Band-Band dengan Konsep "Unik"



1. Fransoa

Image result for fransoa\

     Band asal Prancis ini memiliki konsep yang cukup unik, yaitu membuat lagu dengan nuansa humor atau parodi. Lagu-lagu yang mereka buat ada yang berbahasa Indonesia, atau lagu berbahasa Prancis namun syuting video klipnya dilakukan di Indonesia. Intinya, mereka adalah band Prancis yang cinta Indonesia.

2. The Cycologists

Image result for The Cycologists


     Grup band asal Australia ini memiliki tiga anggota laki-laki. Mereka memilih konsep sepeda untuk band mereka. Mereka selalu membawa sepeda sambil memainkan alat musik tiup yang terbuat dari sadel sepeda mereka saat mereka tampil dari panggung ke panggung. Selain dari sadel, mereka pun juga kerap menghasilkan bunyi-bunyian menghibur dari bel sepeda mereka.

3. Green Jelly 
Image result for green jelly band


     Band beraliran comedy-rock asal Kenmore, New York, Amerika Serikat ini dibentuk tahun 1981 oleh Bill Manspeaker. Awalnya, band yang memainkan musik komedi-punk ini sempat ditolak karena punya ciri khas menghancurkan televisi dengan martil di atas panggung. 

Di masa kesuksesannya (1984 - 1987), Green Jelly dikenal sebagai grup musik yang selalu membawakan adegan teatrikal dan slapstik, terkadang ekstrim seperti penyiksaan, lempar-lemparan kue, melumurkan selai ke dada, menyetrika sambil bernyanyi di atas panggung, dan lain-lain. 

Saking "gilanya" adegan teatrikal yang mereka bawakan, hampir semua properti panggung selalu hancur usai konser. Tidak jarang setelah turun dari panggung, Manager mereka harus berurusan dengan polisi dan penyelenggara acara karena aksi urakan dan "hancur-menghancur" yang dilakukan grup ini di atas panggung.

4. The Drench Clever Hamster Jazz Band



    Grup musik jazz beranggotakan para hamster pintar ini didirikan untuk kampanye televisi dan iklan online. Banyak calon kandidat hamster musik “antri” di luar Jazz Cafe London berlatih dan menunggu kesempatan mereka untuk audisi untuk peran utama dalam iklan mata air Drench. Bintang-bintang yang terpilih adalah Milles pada saksofon, ‘Fats’ pada terompet, ‘The Duke’ pada harmonika, dan ‘Dizzy’ pada obo. Ini adalah empat hamster beruntung yang dipilih untuk membentuk band The Clever Hamsters.

5. Kuburan Band

Image result for kuburan band

    Nama boleh seram tapi musik yang disuguhkan jauh dari kesan angker. Demikian pesona yang ditebarkan band asal Bandung, Jawa Barat, yakni Kuburan. Band yang mengawali karier dari jalur indie itu kini digandrungi berbagai kalangan lewat lagu Lupa-Lupa Ingat. Daya tarik lainnya yaitu penampilan yang unik dan lagu yang simpel. Lagu ini ada di album kedua berjudul Booming!!! Bee Are The Kill Young Pen Think Gun Thank. Kuburan menyuguhkan musik dari segala jenis aliran. Konsep ini dibawa sejak kali pertama band terbentuk pada 2001 silam. “Seperti filosofi kuburannya sendiri, dari muda, kakek, nenek, ibu-ibu, bapak-bapak semua yang ada di rumah pasti masuk kuburan,” jelas Denny, basis Kuburan Band. Band diisi Donny Akbar Raymuzada alias Aum bermain melodi, Raka Auliantara sang gitaris, Dino alias Toto si penabuh drum, Denny, Udhe yang memainkan keyboard, dan Priya Ario Panji S. sebagai vokalis.

Mungkin masih banyak band-band unik yang bertebaran di banyak negara, meski dengan konsep "nyeleneh" tapi banyak sekali band yang mampu membuat banyak penggemar menjadi menyukai karya-karya mereka. Apakah band di atas ada yang Anda sukai?